Wednesday, December 21, 2016

Ada Apa Dengan Kaktus Gus Dur?


Cerita soal Gus Dur tak pernah habis. Cucu pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari, ini memang dikenal dengan pemikiran unik dan humoris. Orang lain bahkan menyebutnya aneh.

Dengarlah kisah tentang Gus Dur dari Mohammad Mustahdi, putra KH Abdullah Abbas, saat kedatangan paket dari istana. Saat itu, Gus Dur yang bernama asli Abdurrahman Wahid belum lama terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia ke empat.

Kiai Abdullah Abbas –yang kondang dengan nama Kiai Dullah, adalah orang yang menolak keras pencalonan Gus Dur sebagai presiden. Sampai putusan akhir musyawarah para kiai meridai pencalonan putra pertama KH Abdul Wahid Hasyim, Kiai Dulah tetap dalam menolak dengan tetap menghargai keputusan forum.

Penolakan Kiai Dulah tentu saja bukan tanpa alasan. Sesepuh Buntet itu –menurut penuturan putranya– enggan melihat Gus Dur menjadi tumbal reformasi. Bahkan, saat pemilihan presiden berlangsung, Kiai Dulah menangis.

“ Saya ingat betul, saat pemilihan itu, bapak nangis,” ujar Mohammad Mustahdi, putra Kiai Dulah, sebagaimana dikutip Dream dari laman nu.or.id, Selasa 20 Desember 2016.

Paket dari Presiden Gus Dur itu hanyalah sebuah pot bertanamkan kaktus. Tidak lebih. “ Hanya kaktus?” tanya Mustahdi pada staf presiden.

Tentu staf presiden itu mengiyakan karena memang tidak ada lagi. Hal tersebut membuat Mustahdi bertanya-tanya. Namun ketika ia menanyakan apa maksud kiriman itu pada ayahnya, ia hanya mendapat senyum ayahnya. Tidak lebih.

“ Bapak tuh cuma senyum aja,” ujar wakil ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama itu.

Sumber: dream

No comments:

Post a Comment